
Uni Eropa peringatkan mengenai adanya respons keras terhadap eskalasi tarif AS
Menurut Reuters, para pemimpin Uni Eropa siap menerapkan langkah-langkah anti-paksa yang besar terhadap Amerika Serikat. Sejauh itulah konfrontasi antara Amerika dan Eropa telah berlangsung. Percikan api berkobar di kedua sisi Atlantik.
Dalam situasi ini, sebagian besar negara anggota Uni Eropa sepakat untuk mengaktifkan Anti-Coercion Instrument (ACI) terhadap Amerika Serikat. Alasannya adalah kebijakan tarif agresif Presiden Donald Trump.
Artikel berjudul "Opsi Nuklir" Uni Eropa untuk Langkah-Langkah Melawan Ancaman Tarif Trump" menekankan bahwa Brussels siap mengambil langkah-langkah tersebut apabila kesepakatan perdagangan dengan Gedung Putih tidak dapat dicapai. Dalam hal ini, Eropa akan terpaksa menggunakan ACI sebagai upaya terakhir dalam perselisihan yang berkepanjangan.
Perlu dicatat bahwa instrumen ini diperkenalkan pada akhir tahun 2024 tetapi belum pernah digunakan karena banyak yang menganggapnya sebagai opsi nuklir. Sebagian besar pakar memandang ACI sebagai pencegah yang hanya ditunjukkan untuk keadaan ekstrem. Apakah momen itu telah tiba?
ACI memungkinkan para pemimpin Uni Eropa untuk mengambil tindakan balasan terhadap negara ketiga yang memberikan tekanan ekonomi kepada anggota blok untuk mengubah kebijakan mereka. Cakupan instrumen ini luas dan tidak terbatas pada pengenaan tarif balasan atas ekspor Amerika. Misalnya, dalam tender publik senilai total €2 triliun, penawaran yang berkaitan dengan pengadaan konstruksi atau pertahanan dapat dikecualikan jika kontrak tersebut mencakup persentase tertentu barang atau jasa yang berasal dari AS.
Selain itu, investasi asing langsung dari AS dan perlindungan hak kekayaan intelektual juga dapat menghadapi pembatasan. Sebagaimana disimpulkan para ahli, kewenangan ACI sangat besar, dan jangkauan penerapannya luas.